Artefak pengapian mesin – busi: Bagaimana cara merawat dan merawatnya?

berita

Artefak pengapian mesin – busi: Bagaimana cara merawat dan merawatnya?

gambar (1)

Kecuali kendaraan diesel yang tidak memiliki busi, semua kendaraan berbahan bakar bensin, baik yang menggunakan bahan bakar injeksi atau tidak, memiliki busi. Mengapa ini?
Mesin bensin menyedot campuran yang mudah terbakar. Titik nyala spontan bensin relatif tinggi sehingga diperlukan busi untuk penyalaan dan pembakaran.
Fungsi busi adalah untuk memasukkan pulsa listrik tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil pengapian ke dalam ruang bakar dan menggunakan percikan listrik yang dihasilkan oleh elektroda untuk menyalakan campuran dan pembakaran sempurna.
Sebaliknya, mesin diesel menyedot udara ke dalam silinder. Pada akhir langkah kompresi, suhu di dalam silinder mencapai 500 - 800 °C. Pada saat ini, injektor bahan bakar menyemprotkan solar bertekanan tinggi dalam bentuk berkabut ke dalam ruang bakar, kemudian bercampur secara hebat dengan udara panas dan menguap membentuk campuran yang mudah terbakar.
Karena suhu di ruang bakar jauh lebih tinggi daripada titik penyalaan spontan solar (350 - 380 °C), solar menyala dan terbakar dengan sendirinya. Inilah prinsip kerja mesin diesel yang bisa terbakar tanpa sistem pengapian.
Untuk mencapai temperatur tinggi pada akhir kompresi, mesin diesel mempunyai rasio kompresi yang jauh lebih besar, umumnya dua kali lipat dibandingkan mesin bensin. Untuk menjamin keandalan rasio kompresi yang tinggi, mesin diesel lebih berat dibandingkan mesin bensin.

Pertama-tama biarkan Cool Car Worry-Free mengajak Anda memahami apa saja ciri-ciri dan komponen busi?
Model busi rumah tangga terdiri dari tiga bagian berupa angka atau huruf.
Angka di depan menunjukkan diameter ulir. Misalnya angka 1 menunjukkan diameter ulir 10 mm. Huruf tengah menunjukkan panjang bagian busi yang disekrup ke dalam silinder. Digit terakhir menunjukkan tipe termal busi: 1 - 3 adalah tipe panas, 5 dan 6 adalah tipe sedang, dan di atas 7 adalah tipe dingin.

Kedua, Cool Car Worry-Free telah mengumpulkan informasi tentang cara memeriksa, merawat dan merawat busi?
1.**Pembongkaran busi** : - Lepas distributor tegangan tinggi pada busi secara bergantian dan beri tanda pada posisi semula untuk menghindari kesalahan pemasangan. - Selama pembongkaran, perhatikan terlebih dahulu untuk menghilangkan debu dan kotoran pada lubang busi agar kotoran tidak jatuh ke dalam silinder. Saat membongkar, gunakan soket busi untuk menahan busi dengan kuat dan putar soket untuk melepasnya dan menyusunnya secara berurutan.
2.**Pemeriksaan busi** : - Warna normal elektroda busi adalah putih keabu-abuan. Jika elektroda menghitam dan disertai endapan karbon, ini menandakan adanya kerusakan. - Selama pemeriksaan, sambungkan busi ke blok silinder dan gunakan kabel pusat tegangan tinggi untuk menyentuh terminal busi. Kemudian hidupkan kunci kontak dan amati lokasi loncatan tegangan tinggi. - Jika terjadi loncatan tegangan tinggi pada celah busi, berarti busi berfungsi dengan baik. Jika tidak, maka perlu diganti.
3.**Penyesuaian celah elektroda busi**: - Celah busi adalah indikator teknis kerja utamanya. Jika celahnya terlalu besar, listrik tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil pengapian dan distributor sulit untuk dilompati sehingga menyulitkan mesin untuk hidup. Jika celahnya terlalu kecil maka akan menimbulkan percikan api yang lemah dan sekaligus rawan bocor. - Celah busi berbagai model berbeda-beda. Secara umum, nilainya harus antara 0,7 - 0,9. Untuk memeriksa ukuran celah, dapat digunakan pengukur busi atau lembaran logam tipis. - Jika celahnya terlalu besar, Anda dapat mengetuk perlahan elektroda luar menggunakan gagang obeng untuk membuat celahnya normal. Jika celahnya terlalu kecil, Anda dapat memasukkan obeng atau lembaran logam ke dalam elektroda dan menariknya keluar.
4.**Penggantian busi**: - Busi merupakan suku cadang habis pakai dan umumnya harus diganti setelah berkendara sejauh 20.000 - 30.000 kilometer. Tanda penggantian busi adalah tidak ada percikan api atau pelepasan bagian elektroda menjadi melingkar akibat ablasi. - Selain itu, jika pada saat digunakan ternyata busi sering karbonisasi atau misfire, umumnya karena suhu busi terlalu dingin sehingga busi tipe panas perlu diganti. Jika ada titik api yang menyala atau terdengar suara benturan dari silinder, maka perlu dipilih busi tipe dingin.
5.**Pembersihan busi**: - Jika terdapat minyak atau endapan karbon pada busi, sebaiknya dibersihkan tepat waktu, namun jangan menggunakan api untuk memanggangnya. Jika inti porselen rusak atau pecah, maka harus diganti.


Waktu posting: 03-Sep-2024